Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perempuan Kaldera

3 Januari 2019   19:55 Diperbarui: 3 Januari 2019   20:15 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Telon masih belum puas. Ia terus mengejar mengikuti langkah Yu Nah.

Beberapa menit kemudian kucing itu masuk kembali ke dalam kamar, melompat dan terpekur diam di sampingku.

"Kau telah berhasil mengusir perempuan nyinyir itu, Telon. Tapi setelah ini kau harus berhati-hati. Bisa saja ia membalasmu dengan..."

Belum selesai aku bicara, terdengar suara langkah mendekat lagi.

Ibu.

Tangan lembutnya menyisihkan tubuh Telon hati-hati. Lalu mengambil tempat duduk di sampingku.

"Aku baru saja melihat Telon mencakar habis wajah Yu Nah," Ibu tersenyum seraya menyentuh pundakku. Aku mengangguk.

Ibu beringsut lagi.

"Apakah Ibu harus menceritakan semuanya padamu, Nur? Mengapa Yu Nah begitu membencimu?" Ibu berkata pelan. Kali ini aku menggeleng.

"Tidak, Bu. Tidak perlu. Yang penting Ibu sangat menyayangiku. Itu saja sudah cukup," aku mendekatkan wajahku. Mencium harum pipi Ibu.

Wangi kaldera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun