Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Topeng-topeng

25 November 2018   14:10 Diperbarui: 25 November 2018   14:58 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika tiba jam waktu makan siang. Dua orang bercakap-cakap tak jauh dari tempatku meringkuk.

"Siapa dia? Orang baru?" seseorang dari mereka bertanya. Teman yang diajak bicara mengangguk.

"Apa kasusnya?"

"Membunuh."

"Aduh, mengerikan sekali! Siapa korbannya?"

"Ibu mertuanya sendiri."

Aku menyipitkan kedua mataku. Dua orang itu tengah membicarakan diriku. Membuatku ingin tertawa.

Dan aku benar-benar tertawa. Tawa yang sangat keras sekali. Seperti suara tawa Mami ketika ia menyeret tubuhku, memasukkanku ke dalam kamar dan menguncinya dari luar.

Puas tertawa aku menangis. Meraung sejadi-jadinya. Seperti tangis bayi yang dipaksa keluar dari rahimku sebelum waktunya oleh dokter gadungan suruhan Mami, saat suamiku bertugas ke luar kota.

"Kau tidak boleh memiliki keturunan dari Herman. Kau hanya istri sementara. Herman telah aku jodohkan dengan..."

Tangisku baru mereda ketika seseorang menyentuh pundakku dan memberiku sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun