"Keadaan darurat! Telah terjadi chaos!" perempuan berseragam putih itu beranjak dari kursinya. "Kukira untuk sementara waktu aku harus meninggalkanmu, Larissa," Aquila meraih jaket dan bergegas meninggalkan ruangan.
"Bukan Larissa, Nona Aquila. Aku El. Ya. Kukatakan sekali lagi kepada kalian. Kalian semua!" El menatap tubuh-tubuh yang dibiarkan bergelimpangan. Lalu ia mendekati salah satu tubuh yang dirancang amat mirip dengannya.
"Termasuk padamu, Nona," El mendengus seraya menyentuh tubuh Larissa yang terlentang di atas tempat tidur khusus. Tubuh kaku semacam manekin, malam itu dibiarkan dalam keadaan telanjang. Dipenuhi oleh kabel beraliran listrik. Dari ujung kaki hingga ujung kepala.
El memeriksa setiap inci duplikasi dirinya itu. Sembari mengingat-ingat sesuatu.
"Hm...jadi ini yang selama ini mereka lakukan terhadapku. Menanamkan di pikiranku bahwa aku telah mengalami semacam cuci otak. Bahwa yang gundul plontos itu kepalaku, dan..."
El serta merta menggulingkan tubuh Larissa hingga posisinya miring ke kiri. Menghadap ke arah dinding.
Sejenak kemudian ia terperanjat.
"Hebat sekali kerja mereka. Bahkan tahi lalat di bagian tengkukpun tidak terlepas dari perhatian," El bergumam, setengah kesal setengah geli.
El masih ingin meneliti tubuh Larissa lebih seksama, ketika tiba-tiba ia merasakan tubuhnya sendiri bergetar hebat. Menggigil. Keringat dingin mengucur deras. Dan perutnya mual seperti diaduk-aduk.
"Hoeeeeek!" ia muntah. Berkali-kali. Disertai sakit kepala yang amat sangat.
Sekalipun berusaha bertahan, akhirnya tubuh ringkih itu tumbang juga.