"Selamat kepada Bu Nitri yang telah terpilih menjadi penghuni lapas teladan! Dan hari ini adalah hari pembebasan beliau!"
Tepuk tangan kembali terdengar.Â
Seorang perempuan paruh baya, berseragam lengkap ikut naik ke atas panggung, menyerahkan rangkaian bunga kepada perempuan cantik itu.
"Terima kasih telah menginspirasi banyak penghuni lapas wanita di sini. Selamat pula atas kebebasanmu."
Aku ingin sekali ikut mengucapkan selamat. Tapi perempuan cantik itu lebih dulu merengkuh pundakku.
"Sanggurdi telah menjadikanmu seorang penari yang amat baik, Kinasih. Aku bangga padamu..." suara perempuan itu terdengar merdu di telingaku.
Tiba-tiba saja aku melihat Ayah Sang. Berjalan ke arah kami dengan langkah tegap. Lalu menuntun kami berdua menuruni anak tangga.
"Kinasih, akhirnya kau bisa berkumpul lagi dengan Ibumu," Ayah Sang tersenyum sumringah.Â
Ah, sudah lama aku tidak melihat senyum kebahagiaan semacam itu. Â
***
Malang, 28 Oktober 2018