Kali ini tongkatnya mengarah ke lambung pemuda itu. Â Si pemuda segera menarik pedang yang sejak tadi menempel di belakang punggungnya.
Dua senjata akhirnya beradu berkali-kali. Menimbulkan bunyi denting yang riuh.Â
"Eit! Galak amat kau ini Sri!" pemuda itu kewalahan menangkis serangan Sri Kantil yang membabi buta. Beberapa kali tubuh pemuda itu nyaris menjadi bulan-bulanan senjata yang dipegang Sri Kantil.
"Mampus kau, pencuri!" Sri Kantil menghentakkan tongkat dengan sekuat tenaga.
Sadar nyawanya dalam bahaya, pemuda itu memutuskan untuk menyudahi pertarungan sengit itu.Â
Entah apa yang dilakukan kemudian, tahu-tahu tubuh Sri Kantil terjengkang ke belakang. Tongkat di tangannya terlepas.
Yang terjadi selanjutnya adalah, Sri Kantil sudah berada dalam dekapannya.
Bersambung ke bag 5 Dalam Peluk Maut
***
Malang, 29 September 2018
Lilik Fatimah Azzara