Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Detektif Miss Sherlick | Misteri Sehelai Rambut di Atas Bantal

26 Agustus 2018   23:11 Diperbarui: 26 Agustus 2018   23:23 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah yang aku suka dari Jhon. Setiap kali ada kasus, ia bertindak lebih sigap dari polisi. Ia tahu, barang bukti sekecil apa pun menjadi amat penting bagiku dalam mengungkap kebenaran. Dan satu lagi, Jhon pandai sekali memaksa otakku untuk bekerja lebih keras seperti mesin penggiling padi.

Aku menjereng bungkusan kecil yang kuterima dari Jhon di atas meja. Kuambil kaca pembesar dari saku piyamaku yang lebih mirip seragam dokter itu.

"Sepertinya aku butuh kain berwarna gelap, Jhon."

Jhon beranjak. Membuka laci bufet dan mengeluarkan selembar sapu tangan berwarna hitam lalu menyerahkannya ke arahku.

"Thanks, Jhon."

Menggunakan pinset aku memindahkan helai rambut itu ke atas sapu tangan. Sekarang aku bisa melihat dengan jelas kondisinya.

"Teksturnya tipis, berwarna putih," aku bergumam.

"Kuingatkan, Sherlick. Rambut orang Timur Tengah, teksturnya tebal. Itu berarti tuduhan yang mengarah kepada pria tua itu--gugur," Jhon tertawa seraya membuang pandang ke luar jendela. 

"Tidak selalu, Jhon. Keturunan Timur Tengah banyak juga yang memiliki tekstur rambut tipis. Hmm, bagaimana pendapatmu mengenai warna rambut?" aku menatap punggungnya tak berkedip.

"Warna putih berarti milik orang yang sudah berumur," Jhon menegaskan. Ia berjalan mendekat dan berdiri tepat di sampingku. 

"Apakah itu berarti...tuduhan mengarah lagi kepada orang itu Sherlick?" wajah Jhon terlihat bimbang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun