Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Menur

23 Juli 2018   16:13 Diperbarui: 23 Juli 2018   16:25 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.pinterest.com

Dan aku menurutinya.

Ketika perempuan itu tertidur akibat kelelahan menangis, aku datang melalui mimpinya.

***

Perempuan itu duduk di atas batu besar dengan tangan bertopang dagu. Rambutnya terlihat kusut masai. Acak-acakan. Ia terkejut ketika melihatku tiba-tiba berada di sisinya.

"Siapa kau?" ia bertanya gugup.

"Aku Menur, anakmu," jawabku seraya menyungging senyum. Ia membelalakkan kedua matanya. 

"Menur? Tidak! Menur itu bayi mungil yang lucu, imut, montok dan menggemaskan. Sedang kau? Tidak..." ia menggelengkan kepalanya berulang kali.

Aku tertawa.

"Yang kau lihat saat itu adalah Menur delapan belas tahun silam. Sedang yang ada di hadapanmu sekarang adalah Menur yang sudah beranjak dewasa," aku berusaha menjelaskannya.

Kali ini ia menyipitkan kedua matanya.  

"Mengapa Menur-ku tumbuh menjadi gadis seperti ini?" ia bergumam lirih. Ada nada penyesalan yang berusaha ia sembunyikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun