Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perempuan Jelangkung

19 Juli 2018   12:14 Diperbarui: 19 Juli 2018   12:22 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lasmi kecil kini sudah mulai beranjak remaja. Meski kaki sebelah kirinya tetap mengecil--akibat terkena polio sejak masih bayi, tetap tidak mengurangi kecantikan yang dimilikinya. Kecantikan alami yang diwarisi dari almarhum ibunya, Suminah.

Lasmi tumbuh bagai bunga yang sedang mekar. Postur tubuhnya tinggi semampai. Rambutnya ikal dibiarkan terurai bak kembang bakung. Pipinya meranum seperti buah tomat yang menggoda untuk segera dipetik.

Mak Sanipah, sejak kematian Suminah--anak semata wayangnya itu, praktis harus siap kejatuhan sampur. Ia mesti mengambil alih merawat Lasmi. Dan Mak Sanipah bukan tidak menyadari bahwa cucunya itu semakin hari semakin mencuri perhatian, khususnya bagi para kaum lelaki yang tukmis.

Tentu saja perempuan berusia enam puluh tahun itu tidak akan membiarkan Lasmi menjadi obyek tontonan, apalagi menjadi bahan obrolan yang bisa jadi menimbulkan pikiran mesum di kepala para lelaki bermata jalang itu. Ia sangat berhati-hati dalam menjaga Lasmi. Tak sekali pun ia membiarkan Lasmi pergi sendirian. Kemana pun cucunya itu melangkah selalu dikawalnya.

Sementara itu, sudah lama orang-orang menganggap Mak Sanipah adalah sosok perempuan aneh dan misterius karena hidup menyendiri selama bertahun-tahun. Selain itu ia juga diduga memiliki ilmu klenik yakni bisa memanggil arwah orang yang sudah meninggal dan mahluk gaib. 

Tuduhan orang-orang kian santer manakala diketahui Mak Sanipah memiliki boneka mistik. Boneka gayung yang terbuat dari tempurung kelapa yang didandaninya selayak manusia.

Boneka tempurung itulah yang kemudian dikenal penduduk kampung sebagai Jelangkung.

Kabar yang berembus, boneka Jelangkung milik Mak Sanipah bisa bergerak-gerak sendiri. Terutama saat Mak Sanipah membacakan mantra yang diiringi dengan ritual pembakaran kemenyan. Masih menurut kabar angin, boneka itu bisa diajak berkomunikasi, menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh Mak Sanipah dengan cara menuliskan sesuatu menggunakan media kapur tulis. Kapur tulis itu sengaja diikat pada salah satu ujung ruas bambu yang dipasang melintang pada bagian leher boneka. 

Konon Mak Sanipah mewarisi ilmu bisa menghidupkan benda mati itu dari nenek moyangnya yang masih keturunan Tionghoa.

Sekarang Mak Sanipah sudah merasa begitu tua. Ia berpikir sudah waktunya mewariskan boneka Jelangkung yang dimilikinya itu kepada orang yang dianggap layak dan sanggup manerimanya.

Dan pilihan itu tentu saja jatuh kepada Lasmi cucu kesayangan satu-satunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun