Boss muda yang tak lain memang Jhonatan itu tertegun. Setengah tidak percaya matanya yang sipit terus menatap ke arah Marie.Â
"Bagaimana mungkin kau bisa selamat?" ia bertanya pelan.
Marie mengatur napas. Terbata-bata ia mulai bercerita.
"Jhon...tanpa sengaja aku duduk di kursi bus bernomor 13. Tepat di dekat jendela. Sebelum bus terguling aku masih sempat memukul kaca jendela sebanyak tigabelas kali hingga kaca pecah nerkeping-keping. Meski sebagian pecahannya mengenai wajahku."
Jhonatan masih terdiam.
"Kau tidak senang melihatku masih hidup, Jhon?" Marie meletakkan tangannya di atas meja. Tubuhnya gemetar karena gembira. Ia tidak mengira bisa bertemu lagi dengan kekasih masa kecilnya.
Belum juga Jhonatan menyahut, seorang pria setengah umur masuk ke dalam ruangan. Pria bertopi koboi--dengan sederetan gigi agak menguning tersenyum ke arah Jhon.
"Pak Jhon! Ini Jumat ketigabelas. Tidakkah Anda ingin menabur bunga di tepi jurang di mana ketigabelas teman Anda dulu mengalami kecelakaan?"
Jhon berdiri. Tanpa melihat ke arah Marie ia menyahut,"Baiklah, Willy Brush. Siapkan segera mobilnya..."
***
Malang, Jumat 13 Juli 2018
Lilik Fatimah Azzahra
Â
Â