Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksi Islami Pilihan

Cermin | Air Mata Perempuan Lain

13 Juni 2018   09:43 Diperbarui: 13 Juni 2018   09:50 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditatap seperti itu, mendadak aku salah tingkah. Bergegas aku mematikan mesin motor.

"Nisa. mari kita bicara di dalam, Nduk. Biarkan Didot pergi kalau memang itu kemauannya," Emak menggamit lengan Anisa. Dan calon istriku itu mengikuti langkah Emak yang gontai masuk ke ruang tengah.

Tinggallah aku sendiri. Berdiri termenung. Tidak tahu mesti berbuat apa.

Sampai jemari bocah kecil nan cantik itu menyentuh pinggangku.

"Kak Didot. Temui Emak dan Kak Anisa, dong. Tuh, Emak masih menangis," Aisyah menatapku sedih.

Masih serba salah, ragu aku melangkahkan kaki menuju ruang dalam. 

Menemui dua perempuan yang duduk saling berpeluk.

***

Kukira Emak akan menceritakan perihal surat Arumi kepada Anisa. Tapi ternyata tidak. Emak hanya mengatakan kalau hari itu merasa kurang enak badan.

Kulihat Anisa sabar menemani Emak. Tanpa banyak tanya ia memijit kening Emak.

"Ada yang bisa aku bantu, Nisa?" tanyaku memecah keheningan. Anisa menoleh ke arahku. Lalu mengangkat satu tangannya dan berbisik, "Mungkin Emak ingin istirahat di kamarnya, Dot. Bantu memapah, ya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun