"Kau tidak bertanya mengapa aku menolak bertemu dengan pemuda itu?" Anisa menatapku.
"Kenapa?" akhirnya bibirku bergerak juga. Dadaku tiba-tiba terasa penuh.
"Sebab aku sebentar lagi akan menikah denganmu. Aku tidak ingin merusak hidupku dengan merendahkan martabatku sebagai calon istri. Menemui pria lain yang bukan muhrimku tentu bisa menimbulkan fitnah."
Deg. Serasa terohok hatiku.
"Kita semua pernah memiliki masa lalu, Dot. Tapi..."
"Ya, Nisa. Aku minta maaf," aku gemetar mengucapkannya.
"Maaf untuk apa? Kau harusnya minta maaf kepada Emak. Kau sudah membuatnya menangis," Anisa berdiri. Mengulurkan tangannya dan membimbingku menuju kamar Emak seraya berbisik, "Dot, jikalau ada perempuan lain yang ingin menangis di pundakmu, kuharap itu adalah Emak. Bukan gadis lain!"
***
Malang, 13 Juni 2018
Lilik Fatimah Azzahra
Kisah Serial Didot SebelumnyaÂ