"Kukira Ayahmu sudah terlalu tua untuk mengonsumsi sigaret. Kami melarang demi kesehatannya,"
"Oh, baiklah. Terima kasih."
Ramadan hari ke-20
Hari ini aku bingung. Persediaan bahan makanan di rumah sudah habis. Padahal aku harus segera memasak makanan untuk Bapak.
Tapi kemudian aku teringat sesuatu. Bukankah aku masih memiliki sedikit uang simpanan? Uang  yang sedianya untuk persiapan melahirkan nanti.
Ya, aku memang tengah hamil tua. Usia kandunganku sudah memasuki minggu ke-32.
Waktu cepat sekali bergulir. Aku harus segera mengambil keputusan. Kukira persoalan mengirimi makanan untuk Bapak jauh lebih mendesak.
Maka bergegas aku meraih uang tabunganku, pergi ke warung sebelah dan membeli bahan makanan yang kuperlukan.
"Kau masak banyak sekali hari, ini, Tri," suara Ibu mertua mengagetkanku. Aku tidak menyahut. Tapi Ibu mertua terus mendesakku. "Untuk apa kau masak sebanyak ini?"
"Sekalian untuk persiapan sahur nanti, Bu," ujarku berbohong. Ibu mertuaku terdiam.
Dan sebelum waktu Magrib tiba, aku sudah tiba di tempat Bapak.