Pagi masih berselimut kabut ketika Aisyah masuk ke dalam kamarku. Adik kecilku itu sudah berdandan rapi dan tampil cantik. Ia mengenakan busana muslim berwarna merah cerah lengkap dengan hijab modifikasi.
"Wah, cantik sekali, Neng. Mau ke mana?" aku menggodanya.
"Kan hari ini Ais diwisuda, Kak. Ais sudah lulus TK," ia menyahut dengan suara renyah. Aku terperangah. Lulus TK saja diwisuda? Bagaimana dengan aku yang sampai sekarang belum lulus-lulus juga?
"Kak Didot jadi mengantar Ais ke sekolah, kan?" Ais menatapku dengan  penuh harap. Karena kebetulan tidak ada jadwal masuk kuliah aku mengangguk.
Sekitar pukul setengah tujuh kuhidupkan motor dan membonceng Aisyah menuju sekolahnya yang tidak seberapa jauh.
Hanya berkisar sepuluh menit kami sampai di pintu gerbang sekolah. Beberapa anak bersama orang tua mereka terlihat sudah hadir.Â
Saat menurunkan Ais, seseorang datang menghampiri. Seorang perempuan muda mengenakan hijab warna pink dan berkaca mata minus. Tangannya terulur ke arahku.
Eh, tidak. Tangan itu ternyata terulur ke arah Ais.
"Assalamualaikum, Ais. Wah, cantik sekali pagi ini..."
"Waalaikum salam, Bu Guru," Ais membalas salam perempuan itu dengan wajah riang.
Agak tengsin aku mengelus dagu. Sembari membatin dalam hati. Oh, jadi ini Bu guru yang selalu diceritakan Ais itu? Iya, juga sih. Ia memang cantik. Kulitnya putih. Penampilannya anggun dan terlihat sangat ramah.