Ketukan halus pada pintu membuatku bangkit. Kulihat Emak berdiri menatapku.
"Sudah bersiap-siap, Dot?"
"Bersiap-siap kemana, Mak?"
"Loh, memang Emak belum kasih tahu, ya? Sore ini kita diundang buka bersama keluarga jauh sepupu mendiang Ayahmu."
Karena tidak ingin mengecewakan Emak serta tidak baik menolak rezeki, aku gegas meraih jaket dan kunci motor.Â
"Ais bonceng di depan, ya. Dan Emak di belakang," ujarku seraya menyalakan mesin.
Motor meluncur ke arah barat menuju kampung sebelah. Sekitar lima belas menit kami sampai di kediaman Wak Ujang, sepupu dari mendiang Ayah.
Dan hatiku berdegup kencang manakala melihat sosok yang berdiri menyambut kami.
Bu guru cantik itu!
Antara senang dan bingung aku berbisik di telinga Emak.
"Memang dia siapa-nya Wak Ujang, Mak?"