Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pesan Berantai Jelang Santap Sahur

18 Mei 2018   09:52 Diperbarui: 18 Mei 2018   09:55 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber :blog.officialiphoneunlock.co.uk

Karena masih di penghujung awal puasa, anak-anak gampang sekali dibangunkan. Cukup satu kali panggilan mereka langsung beranjak dan duduk manis di meja makan.

Tapi tunggu. Sepuluh hari ke depan, pasti saya harus lebih bertenaga lagi dalam membangunkan mereka. Biasanya memang begitu.

Namun terlepas dari itu, bagi saya momen makan sahur itu sama pentingnya dengan saat berbuka. Sebab makan sahur bisa diibaratkan sebagai bahan bakar untuk penggerak mesin aktivitas kita. Jika asupan bahan bakar yang masuk cukup memadai, maka insyaallah segala kegiatan di bulan Ramadhan tetap bisa dilaksanakan dengan baik.

Saya memiliki kebiasaan menunggui anak-anak saat mereka bersantap sahur. Duduk di samping mereka seraya tak henti berkata, " Makan yang banyak. Habiskan. Ayo, nambah lagi dan bla...bla..bla..."

Barangkali kecerewetan saya terdengar monoton dan sangat membosankan di telinga anak-anak. Tapi saya tidak peduli. Saya harus terus menyemangati mereka. Saya ingin anak-anak tetap sehat dan fit dalam menjalankan ibadah puasanya.

Saya memilih makan sahur paling akhir setelah anak-anak kembali ke kamarnya. Tapi sebelum itu biasanya saya akan mengirim pesan berantai kepada sanak saudara, kerabat dan teman-teman yang saya kenal. Sekadar mengingatkan agar mereka tidak lupa makan sahur atau terlambat bangun.

"Hallo, Nduk Linda. Sudah sahur belum?" saya mengirim pesan kepada keponakan yang tinggal sendiri di kos-kosan.

"Sudah Bulek. Sama ini," keponakan saya membalas disertai kiriman foto menu sahur yang disantapnya. Saya memberinya emo jempol.

"Bangun, Mas. Waktunya sahur..." kali ini saya mengirim pesan kepada salah seorang teman pria yang hidup sendiri karena baru saja berpisah dari pasangannya.

"Terima kasih, Mbak. Akan segera meluncur ke warung sebelah."

Saya tersenyum. Biarlah ia akan meluncur ke mana saja yang penting bisa mendapatkan makan sahur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun