Mata Jesi yang bulat masih terarah padaku.
"Aku hanya ingin menyenangkan hati Mas Adi, Jes."
"Menyenangkan hatinya dengan cara seperti itu?"
"Iya. Dengan caraku sendiri. Karena aku sangat mencintainya..."
"Astaga Rara! Cinta benar-benar telah membutakanmu!" Jesi mengangkat alisnya tinggi-tinggi.
"Mas Adi sudah lama memendam keinginan itu, Jes. Aku kasihan padanya."
"Apa? Sudah lama?" Jesi dan Erna saling berpandangan.Â
"Kau benar-benar bodoh, Ra! Teramat sangat b-o-d-o-h!"
Dua sahabatku mengomeliku.
Dan aku hanya diam membisu.
***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!