Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Bayi "Supermoon"

2 Februari 2018   09:05 Diperbarui: 2 Februari 2018   11:49 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini aku yang dibuatnya tertegun. 

Dan aku terlambat mencegah semuanya. Mas Prayit sudah melesat menuju dapur. Kemudian kembali membawa sesuatu di tangannya. 

"Untunglah kau mengingatkanku, Ris. Kalau tidak..." ujarnya seraya menyerahkan pecahan gelas ke arahku.

"Kalau tidak kenapa, Mas?" aku menatap suamiku tak berkedip.

Mas Prayit menghempaskan diri di atas sofa. Pura-pura tidak mendengar pertanyaanku.

***

Berita akan terjadi gerhana bulan menghidupkan kembali mitos-mitos yang terkadang sangat tidak masuk akal. Semisal beberapa ritual yang wajib dijalani oleh ibu hamil. Kami--perempuan yang sedang mengandung, diharuskan bersembunyi di kolong tempat tidur sambil menggigit pecahan genteng. Kami juga tidak boleh melanggar beberapa pantangan. Di antaranya, dilarang melakukan kegiatan memasak, khususnya mengiris sesuatu saat terjadi gerhana bulan. Karena jika hal itu dilakukan, bisa mengakibatkan bibir bayi kami sumbing saat ia lahir. 

Dan yang lebih aneh lagi, ibu hamil pamali menyaksikan gerhana bulan secara langsung. Jika pantangan ini dilanggar maka Batara Kala akan merenggut nyawa ibu beserta bayi yang dikandungnya.

Mitos-mitos tersebut sungguh sangat tidak berdasar. Namun begitu masih banyak juga masyarakat yang meyakininya. 

Aku melirik ke arah Mas Prayit yang terlelap di atas sofa. Dengkurnya terdengar naik turun.

Perlahan aku menyibak tirai jendela yang tertutup rapat, mengintip keadaan di luar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun