Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | "Maruah Bapak"

1 Februari 2018   07:31 Diperbarui: 2 Februari 2018   02:05 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi :floresa.co

"Pak Mus. Saya mendapat tugas memberi  woro-woro  kepada seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah sini. Sangat penting."

Pamong desa itu mengeluarkan sebuah foto dari dalam tasnya.

"Kalau pada pemilihan Pilkada nanti  sampean  memilih orang ini, akan ada sedikit salam tempel sebagai ungkapan terima kasih."

Pamong desa itu menyodorkan amplop ke arah Bapak.

"Walah, ini kampanye terselubung, toh? Kalau aku menolak  piye?"

"Berarti Pak Mus menolak rezeki."

"Loh, aku lebih suka rezeki yang halal."

"Ini halal Pak Mus. Orang ini ikhlas kok memberikannya."

"Ikhlas macam apa itu? Ada embel-embel harus memilih dia kok dibilang ikhlas? Lagi pula masalah memilih pemimpin bukannya urusan pribadi? Tidak boleh ada pemaksaan bukan? Katanya ini negara demokrasi."

Sampai di situ pamong desa yang wangi itu tidak berani mendesak-desak Bapakmu lagi. Ia pergi meneruskan langkah. Mencari mangsa lain yang rela menggadaikan maruah demi uang. 

Sudah ya, Le. Bapakmu ingin membantu Ibumu memberi makan ayam. Jaga dirimu baik-baik. Jaga maruah, pikiran dan hati dari godaan uang haram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun