Kemana perginya Renata?
Sesaat aku sempat merasa was-was. Jangan-jangan Renata ikut terperangkap di dunia kegelapan yang dikuasai oleh Lady Bathory. Atau...
Oh, tidak. Aku harus menepis segala pikiran buruk. Aku berharap tidak terjadi apa-apa pada kedua muridku itu.
Aku berjalan ke arah sudut kamar. Menyentuh lukisan Kakek yang terpampang pada dinding di dekat jendela.
"Kakek, pensil itu ternyata menimbulkan banyak kesulitan. Mengapa Kakek mewariskannya padaku?" setengah mengeluh aku menatap wajah tua berkaca mata dalam lukisan itu.
Entah hanya halusianasi atau apa, tiba-tiba saja wajah Kakek bergerak. Aku juga melihat tangan Kakek terulur lalu mengelus lembut pipiku yang dingin.
"Liz, jangan bersedih. Semua akan baik-baik saja," suara Kakek menenangkanku.
"Bagaimana aku bisa merasa baik-baik? Sementara dua muridku tidak kuketahui keberadaannya."
"Kau cobalah mengingat sesuatu, Liz," suara Kakek terdengar lagi.
"Mengingat apa, Kek?"
"Kidung yang sering kulantunkan ketika kamu masih kecil."