Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Primbon

24 Januari 2018   07:08 Diperbarui: 16 November 2024   11:01 1540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber :www.pixabay.com

Aku menghampiri Uti. Agak kikuk sikapku ketika Uti memintaku untuk duduk di sampingnya.

"Ikrom tadi bertanya ke Uti mengenai hitung-hitungan weton kelahiran. Aku suruh bertanya ke kamu dia tidak mau. Malu katanya," Uti menoleh ke arah Mas Ikrom.

"Tanya ke Uti kan sama saja. Bahkan Uti jauh lebih pintar dari Ajeng," aku menyahut.

"Masalahnya bukan itu, Jeng. Ikrom ini ternyata lahir di hari yang baik. Selasa Pahing," lanjut Uti.

"Selasa 3, Pahing 9. Jadi 12," aku menyahut lagi.

"Cocok sekali, Nduk. Neptumu 11 ditambah neptunya Ikrom 12 jumlahnya 23. Kalau dibagi 5 sisa 3, itu berarti..."

"Barokah dan banyak rezeki," aku menimpali.

"Nah, tunggu apa lagi? Ikrom ini jodoh yang dikirim Gusti Allah buatmu. Uti merestuimu, Jeng."

Sesingkat itu aku berjodoh dengan Mas Ikrom. Selang satu bulan kemudian kami menikah.

Kini usia pernikahan kami sudah melewati tahun ketujuh. Aku sudah menjadi seorang Ibu dari bocah mungil berusia 5 tahun. Dan Uti kesayangan sudah meninggal setahun usai aku melahirkan.

Ada rahasia kecil yang tanpa sengaja terbongkar ketika suatu malam aku membicarakan Nifsah, putri kecil kami yang belum juga mau tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun