Pada suapan terakhir ia terbatuk-batuk.
"Anna, dengar! Aku tidak mau mati!" ia berseru serak, mencengkeram erat pergelangan tanganku. Wajahnya pucat pasi.
Hati-hati aku melepas cengkeramannya. Berdiri dari dudukku. Menyelipkan plastik kecil ke dalam saku celana---yang beberapa menit lalu---tanpa sepengetahuan Tom, isinya sudah kububuhkan di atas bubur sarapannya.
"Tom, sudah terlambat, sayang. Sebentar lagi kau akan mati," aku berkata seraya mencabut selang-selang yang terpasang pada tubuhnya.
Tom mengejang. Kedua bola matanya melotot.Â
Sepertinya Tom marah besar padaku.
***
Malang, 18 Nopember 2017
Lilik Fatimah Azzahra
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!