Dalam foto itu ia tertawa renyah.
Aku hampir tidak mempercayai penglihatanku. Hari itu juga aku bergegas meluncur menuju Rumah Sakit tempat di mana Ish dirawat sejak ia diketemukan.
"Ish!" aku tidak bisa menahan diri, memeluknya.
"Ju!" ia menyambut pelukanku dengan hangat dan penuh seyum.
"Apa yang terjadi padamu, Ish?" aku ingin menangis melihat kenyataan bahwa ia masih hidup.
"Oh, Ju. Aku berhasil menemukan Irmina. Tapi ia enggan kuajak kembali."
"Ish..."
"Kau tidak percaya apa yang kukatakan, Ju? Irmina masih hidup! Ya, ia masih hidup. Ia hanya terjebak---di sebuah kota yang indah dalam perut Gunung Himalaya."
"Kau berhalusinasi, Ish."
"Tidak Ju. Kau masih ingat ketika kuputuskan mencari Irmina seorang diri? Di camp 3 salju mendadak longsor. Aku terperosok jatuh. Tubuhku meluncur tak terkendali melewati lorong gelap sepanjang punggung gunung dan berhenti di suatu tempat. Tempat yang sangat bagus, Ju. Di sanalah aku bertemu Irmina. Selama ini ternyata ia tinggal bersama orang-orang yang dinyatakan hilang dalam pendakian."
"Ish...."