Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Aku Jatuh Cinta pada Mayu

12 Oktober 2017   06:12 Diperbarui: 12 Oktober 2017   14:12 1831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mayu, sebaiknya aku segera mengambil keputusan...untuk segera mempersuntingmu. Aku ingin membawamu pulang ke rumah," aku menatapnya dengan mata berbinar. Aku tahu Mayu tidak akan menolak keinginanku.

Kukeluarkan sebentuk cincin dari saku celana. Lalu kusematkan di jari manisnya yang lentik.

"Hari ini juga, aku melamarmu," bisikku lega.

***

Pada Minggu pertama di awal bulan, aku benar-benar memboyong Mayu pulang ke rumah. Aku tidak peduli teriakan histeris istriku. Juga jeritan heboh kedua anak perempuanku yang mulai menanjak remaja. Aku tetap melenggang, membimbing Mayu masuk ke dalam kamar.

Mayu menurut saja ketika tubuhnya kurebahkan di atas ranjang. Ia sama sekali tidak merasa terganggu oleh hingar bingar suara istri dan anak-anakku.

"Buka pintunya Suke! Buka!" istriku menggedor pintu berulang-ulang. Kukira ia tidak akan berhenti sebelum pita suaranya putus atau daun pintu kamar kami tumbang.

"Kau dengar sendiri kan, Mayu? Begitulah keseharianku. Tinggal bersama perempuan nyinyir, hidupku bagai di dalam neraka," aku merebah di sisi Mayu. Kupeluk ia. Bersamanya aku ingin melupakan sejenak keruwetan hidupku.

Hari sudah malam ketika suara yang menyertai ketukan pada pintu berubah. Bukan suara istriku lagi. Melainkan suara berat dan tegas.

"Pak Suke, kami dari pihak kepolisian. Silakan membuka pintu. Jika tidak kami akan mendobrak dengan paksa," suara berat itu terdengar jelas, membuatku bergegas mengenakan celana kolor yang tercecer di ujung kaki Mayu.

Dengan lunglai aku memutar anak kunci. Begitu daun pintu terbuka, dua orang polisi sudah menghadangku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun