"Dia tidak meninggalkan alamat?" Bapa Made menegaskan.
"Tidak. Ia pergi begitu saja. Tanpa pesan."
Aku menyimak pembicaraan kedua laki-laki dewasa itu. Perasaanku kacau.
Bapa Made berdiri. Ia memahami perasaanku. Tangannya yang kekar gegas merangkul pundakku.
"Nak, kita coba mencari ke tempat lain, ya?" ia berbisik di telingaku.
Entah mengapa, usai mendengar bisikan itu tiba-tiba saja semua menjadi gelap.
Bersambung....
***
Malang, 07 Agustus 2017
Lilik Fatimah Azzahra
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!