Kisah sebelumnya Novel| Jejak Sang Penari 4
Bag.5-Melacak Jejak yang Tertinggal Â
Matahari pagi membangunkanku. Sinarnya yang hangat mengintip lewat tirai jendela. Aku menggeliat, meregangkan badan sebentar di atas pembaringan. Tapi kemudian gegas beranjak. Teringat hari ini ada janji dengan Bapa Made teman Papi itu.
Agak terburu aku menuju kamar mandi.Â
Tidak butuh waktu lama untuk berbenah. Sembari membetulkan kancing kemeja aku berdiri di dekat jendela, membuka lebar-lebar daunnya, menghirup udara pagi yang segar, serta membiarkan aroma wangi bunga kamboja yang tumbuh di taman merebak memenuhi ruang kamarku.
Terdengar suara ketukan. Aku berpikir, itu pasti Bapa Made. Langkahku gegas menuju pintu.
Dan benarlah. Laki-laki paruh baya itu sudah berdiri menyongsongku seraya menebar senyum.
"Selamat pagi, Jansen. Bagaimana keadaanmu hari ini?"
"Pagi yang sangat cerah, Bapa. Membuatku merasa bugar."
"Syukurlah kalau begitu. Kita bisa segera mulai melacak keberadaan Ibumu."
"Tapi Bapa, sebaiknya kita sarapan dulu. Sejak tadi malam perutku belum terisi apa-apa...."