Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | [1] Jejak Sang Penari

3 Agustus 2017   15:10 Diperbarui: 4 Agustus 2017   11:44 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seluruh tubuhku gemetar. Kudekap foto yang kertasnya mulai pudar itu. Tiba-tiba saja rasa kangen menderaku. Bertubi-tubi. Memberi rasa sakit yang tiada terperi.

Aku menangis, tergugu dalam peluk kenangan.

Perempuan cantik yang tengah berada dalam dekapanku itu adalah Ibuku. Ibu yang berada sangat jauh dari jangkauanku. Ibu yang pernah memberiku rasa nyaman dan kehangatan semasa aku kecil. Dan Ibu yang harus merelakan takdirnya terpisah dariku.

Isakku luruh bersama gerimis yang kian merapat. Kenanganku mengembara---menembus belahan bumi yang entah.  

Ah, Ibu...bagaimana keadaanmu kini? Kita telah begitu lama kehilangan kontak. Nyaris dua belas tahun.

Aku menggigil. Tiba-tiba saja kilas memori menyambar seluruh isi kepalaku.

Seorang bocah, usia lima tahun---itu aku! Yang menangis tersedu tanpa bisa berbuat apa-apa. Yang kutahu, tiba-tiba saja tubuhku sudah berada dalam gendongan Papi.

"Jangan bawa pergi anakku, Pieter. Kumohon, biarkan dia tinggal bersamaku..." suara Ibu mengiba. Tangisnya tumpah. Tapi Papi seolah tidak mendengar, wajahnya membeku.  Tubuhnya yang tinggi tegap terus saja berjalan tanpa menoleh ke arah Ibu.

Papi membawaku menuju dermaga.

"Pieter, kumohon...jangan bawa anakku!"  teriakan Ibu menyatu dengan deru angin. Aku yang tengah berada dalam gedongan menangis meronta. Hatiku perih melihat Ibu berlari tertatih mengikuti kami.

"Papi, berhentilah!" aku memohon. Tangan mungilku memukul-mukul punggung perkasa Papi. Dan Papi menurutiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun