Rihana tertawa.
"Katakan kepada pemilik toko barang bekas itu, Ayahku tidak seperti pembeli-pembeli sebelumnya. Ia tidak akan bertindak bodoh."
"Apa maksudmu?" lelaki jangkung itu mulai resah.
"Maksudku adalah, kalian tidak bisa menipu kami. Berhentilah berdagang dengan cara menakut-nakuti pembeli. Laci rahasia dan isi surat itu hanya akal-akalan bukan? Ingat, aku bisa saja melaporkan modus penipuan kalian kepada polisi," Rihana menatap tajam ke arah lelaki jangkung di hadapannya.
Lelaki jangkung itu terkejut. Lalu tanpa menoleh lagi ia pergi meninggalkan rumah Rihana dengan langkah tersandung.
Rihana berjalan ringan menemui Ayahnya kembali. Dikecupnya pipi keriput sang Ayah yang masih duduk termangu di dalam kamar. Dipeluknya punggung renta itu sembari berbisik," Ayah, selama ada aku, tak akan kubiarkan seorang pun menipumu...."
***
Malang, 01 Agustus 2017
Lilik Fatimah Azzahra