Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen | Ranjang Pengantin

1 Agustus 2017   09:25 Diperbarui: 3 Agustus 2017   13:41 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya kira...saya terlanjur menyukai ranjang ini. Jadi saya tidak akan menjualnya," Tuan Gary akhirnya memutuskan.

Laki-laki jangkung itu terlihat sangat kecewa. Ia lalu pergi meninggalkan toko tanpa berkata apa-apa.

Hari itu juga, Tuan Gary membawa pulang ranjang yang baru saja dibelinya. Ia meletakkan barang berukir itu di kamar depan yang kosong. Kamar yang akan menjadi tempat peraduan putri kesayangannya saat menikah nanti.

Tuan Gary membersihkan ranjang itu dari debu dan melapnya hati-hati dengan kain flanel yang halus. Ia meneliti sekujur badan ranjang sembari berpikir, nanti jika ada waktu ia ingin memoles ulang benda antik itu dengan pernis warna coklat yang lebih muda agar terlihat cerah. Ia membayangkan, Rihana pasti akan senang sekali.

Tangannya terus menyusuri bagian-bagian tersembunyi ranjang. Dan agak terkejut ketika menemukan sebuah lubang kecil pada pojok ranjang. Lubang apakah itu? Tuan Gary menajamkan penglihatannya.

Dan dugaannya benar. Ranjang itu memiliki sebuah laci rahasia. Sekilas laci itu tidak terlihat karena tersamarkan oleh ukiran yang rapat.

Tuan Gary berusaha menarik lubang kecil samar itu menggunakan ujung gunting yang tergeletak di atas meja. Hatinya berdegup ketika ia berhasil membuka laci rahasia itu.

Dari dalam laci ia menemukan secarik kertas yang dilipat kecil dan warnanya sudah menguning kecoklatan. Tangan Tuan Gary gemetar saat membuka lipatan kertas itu.

Ratu Rihana, menikah pada usia 20 tahun. Mendapatkan seorang suami bernama William. Di ranjang pengantin ini mereka menghabiskan malam pertama. Dan esoknya, seluruh kerajaan dihebohkan oleh meninggalnya sang ratu dalam keadaan mengenaskan. Tubuhnya bersimbah darah dengan luka menganga lebar pada lehernya. Diduga ia dibunuh oleh suaminya sendiri, William. Ranjang berdarah ini sengaja dibuang untuk menghilangkan sial.

Seketika tubuh Tuan Gary gemetar. Ia melipat kembali kertas di tangannya itu dan berjalan sempoyongan menuju kursi. Ia menghempaskan diri di sana.

Suara ketukan halus pada pintu membuatnya menoleh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun