"Jadi buku apa yang masih tersisa?" gadis yang baru datang itu menatap Merlin. Wajahnya memelas. Merlin hanya mengangkat bahu.
"Tolong beri tahu aku," gadis itu masih menatap Merlin. Matanya yang bulat berkejap-kejap. Merlin akhirnya mengalah.
"Ada buku tua yang sudah kusam. Tak seorang pun pernah menyentuhnya. Kau bisa mengambilnya sendiri di rak pojok paling atas," jari Merlin menunjuk ke suatu tempat. Mata gadis itu berbinar. Ia mengucap terima kasih, berulang kali, meski Merlin sama sekali tidak peduli.
"Hohoho, bagaimana caranya aku bisa meraih buku itu?" gadis itu bergumam sendiri. Pandangannya sibuk mencari-cari. Dan ia terlonjak gembira saat melihat sebuah tangga bersandar pada dinding tak jauh dari tempatnya berdiri.
"Hati-hati Sonya!" sebuah suara berseru. Gadis yang dipanggil Sonya itu menoleh mendadak, menyebabkan tangga yang dinaikinya oleng ke kiri. Ia pun kehilangan keseimbangan. Dan... bruuuk! Tubuhnya yang mungil jatuh bergedebum ke lantai.
Sonya meringis. Sembari mengelus pinggangnya yang ngilu ia berdiri. Matanya sibuk mencari-cari, siapa gerangan yang baru saja berseru mengingatkannya?
Tak ada siapa pun.
Kepalanya menengadah, menatap ke arah rak kembali. Lalu ia membetulkan tangga yang roboh dan perlahan menaikinya.
"Kubilang sekali lagi, hati-hati, Sonya!" kembali suara keras menegurnya. Kali ini Sonya tidak menggubris. Juga tidak menoleh. Kakinya terus saja melangkah menapaki anak tangga hingga yakin tangannya mampu menjangkau buku tua yang dicarinya.
Dan ia menarik napas lega. Buku itu berhasil diraihnya. Kemudian didekapnya buku itu erat-erat.
"Huft, akhirnya kau mendapatkanku, Sonya!" buku dalam dekapannya berseru. Kali ini Sonya tidak bisa lagi menyembunyikan perasaannya. Ia melempar buku tua itu, dan bruuukk...terdengar suara gedebum untuk kedua kali.