Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Melody, Masih Ada Hari Esok

16 Juni 2017   11:05 Diperbarui: 15 Agustus 2017   12:12 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku berdehem. Keduanya terkejut dan menoleh.

"Melody? Kau sudah pulang?" Mas Rusdi bertanya gugup.

"Iya, Mas. Dan aku sangat lelah." Aku sengaja menekankan suaraku. Berharap Mas Rusdi berdiri dan menyongsongku. Tapi aku keliru. Justru Prisca-lah yang melenggang menghampiriku.

"Mbak Mel, sepertinya aku telah jatuh cinta---pada suamimu yang tampan ini."

***

Kalau kau jadi aku, apa yang akan kau lakukan? Menampar gadis bernama Prisca itu, atau menyalahkan suamimu yang hidung belang? Atau mengadu kepada Bapak dan Ibu mertuamu agar mereka bisa menjadi penengah?

Sepertinya aku lebih memilih cara terakhir. Aku mengadu kepada Bapak dan Ibu mertua atas kelakuan Prisca. Ia telah lancang mengatakan hal yang seharusnya tidak ia lakukan terhadap suami orang.

Tapi apa tanggapan kedua orang tua suamiku?

"Mel, sudah biasa laki-laki itu merayu perempuan. Apalagi pada kenyataannya Prisca memang cantik," Bapak mertua tertawa terkekeh. "Dan mengenai ucapan Prisca yang berterus terang telah jatuh cinta terhadap suamimu, itu wajar. Rusdi memang pantas mendapatkannya. Harus diakui, ia lelaki penuh pesona. Satu lagi, Mel jangan kaget---kalau Prisca sudah bilang sama Ibu...ingin menjadi istri Rusdi."

Kalimat Bapak mertua yang terakhir bagai petir menyambarku. Aku terhuyung. Mataku berkunang-kunang. Keringat dingin membasahi keningku. Jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya.

Dan, kukira sebentar lagi aku bakal pingsan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun