Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Melody, Masih Ada Hari Esok

16 Juni 2017   11:05 Diperbarui: 15 Agustus 2017   12:12 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kukira lebih cepat lebih baik," jawab Ibu mertua. Aku mengernyit alis. Siapa lagi yang mereka bicarakan? Seorang gadis? Entah mengapa tiba-tiba saja aku lupa akan rasa hausku. Aku kembali masuk ke dalam kamar dengan menangkup gelas berisi air, duduk perlahan di tepi pembaringan dan menatap Mas Rusdi yang masih tertidur pulas. Ingin sekali aku membangunkannya untuk sekadar menanyakan, siapa gadis yang tengah diperbincangankan oleh Bapak dan Ibu mertua. Apakah gadis itu akan bernasib sama denganku?

"Mel...kau belum tidur?" Mas Rusdi menggeliat. Mengagetkanku. Ia membuka matanya sedikit.

"Belum Mas...aku merasa kurang enak badan."

Mas Rusdi menatapku.

Tapi kemudian mata yang kucintai itu terpejam lagi.

***

Hari masih pagi ketika terdengar suara Ibu mertua ribut membangunkan Mas Rusdi.

"Rus! Kau harus segera menjemput dia! Dia sudah menunggu sejak tadi di setasiun!"

Dia? Ah, pasti itu tentang gadis yang mereka bicarakan semalam.

Mas Rusdi seketika menepis selimutnya. Gegas melompat. Tanpa memedulikanku, ia meraih kunci motor di atas meja dan berlalu meninggalkan kamar. Sebentar kemudian terdengar deru motor meninggalkan rumah. Aku menyibak tirai jendela. Menatap punggung suamiku yang menghilang di jalanan.

Aku kembali duduk di tepi ranjang. Terpekur menatap daun pintu yang terbuka sedikit. Wajah Ibu mertuaku muncul. Ia sepertinya kurang suka melihatku masih bergeming tanpa melakukan apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun