Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Empat Cangkir Kopi

16 Mei 2017   13:46 Diperbarui: 16 Mei 2017   13:47 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kopi itu khusus buat suami saya, Tuan. Rasanya tawar, tidak bergula!” Dee berusaha mencegah. Sherlock seolah tidak mendegar. Ia terus saja mendekatkan cangkir ke dekat mulutnya dan siap menyeruput kopi yang beraroma wangi itu.

“Kebetulan saya juga sedang diet gula, Nyonya.” Sherlock Holmes berkata setengah bergumam.

Keringat dingin mulai membasahi kening Dee. Ia terlihat panik dan gugup. Tangan dan kakinya bergetar.

Sedang mengenai Hitler, ternyata ia memiliki kebiasaan “meniru”. Ia ikut-ikutan meraih cangkir kopi yang berada jauh dari jangkauannya. Cangkir mungil yang berada tepat di hadapan Dee.

Kali ini Dee tidak mencegah seperti apa yang ia lakukan terhadap Sherlock Holmes. Ia membiarkan begitu saja Hitler menyeruput kopinya hingga tuntas tak berbekas.

***

Sherlock meletakkan cangkir di tangannya perlahan. Lalu ia menggeser cangkir berisi kopi yang masih utuh, yang seharusnya untuk dirinya menuju hadapan Jim.

“Silakan diminum kopinya...” Sherlock tersenyum ke arah Jim. Jim mengangguk. Dee semakin gemetar.

“Saya juga memiliki kebiasaan aneh, Tuan-tuan. Saya selalu meminta istri saya mencicipi kopi terlebih dulu sebelum kopi itu saya minum...” Jim mengulurkan cangkir di tangannya ke arah Dee.

“Tidak, Jim. Aku bisa kembung!” Dee menggeleng dan menepis cangkir yang dipegang suaminya. Tepisan itu membuat isi cangkir tumpah. Jim melotot. Ia nyaris memarahi istrinya itu.

“Tuan dan Nyonya Jim, kukira masalah kalian sudah beres,” Sherlock Holmes berdiri diikuti oleh Hitler.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun