Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Aku Biyanca, Bukan Biyan

18 April 2017   10:54 Diperbarui: 18 April 2017   11:30 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku masih berdiri mematung.

“Sekarang, apakah kau masih menyukainya? ” tanyaku bimbang. Ra maju beberapa langkah. Ia mengulurkan tangannya, tersenyum manis, lalu menjatuhkan diri dalam pelukanku.

“Sudahi semuanya, Biyan. Kau ini seorang laki-laki. Kembalilah menjadi dirimu sendiri. Aku...sangat mencintaimu.”

Aku mendesah. Mengangkat wajah Ra perlahan, mengelus lembut pipinya, meraba hidung dan menyentuh rambut di atas telinganya. Lalu tanganku berhenti sejenak pada lehernya yang jenjang.

Ra memejamkan mata. Napasnya tertahan. Aku tahu ia tengah menunggu sesuatu yang indah dariku. Sebuah ciuman.

Kudekatkan wajahku perlahan. Ra memajukan bibirnya yang ranum.

Tapi tunggu! Aku sama sekali tidak ingin menciumnya. Aku hanya---ingin mencekik lehernya.

“Bi-yan...apa yang kau lakukan?” tubuh Ra menggelonjot, menegang, menahan cengkeraman tanganku.

“Ra, aku Biyanca! Bukan Biyan! Kau dengar?” aku menggeram.

“Lepaskan...” Ra meronta. Suaranya mengecil.

“Tidak akan!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun