"Mungkin Ibu pulang agak sore, Ayu," Ibu berkata. Aku mengangguk. Sebenarnya aku ingin menemani Ibu. Tapi pekerjaan sekolahku menumpuk dan harus segera kuselesaikan.
Beberapa menit usai kepergian Ibu, aku segera menutup pintu rumah. Beranjak menuju kamar dan bermaksud mulai mengerjakan tugas-tugas sekolah.
Tiba-tiba muncul dia. Lelaki yang menjadi suami Ibu dan telah beberapa kali berhasil mencuri ciuman dariku.
"A-yah di rumah? Sedang libur?" tanyaku gugup. Seperti biasa lelaki itu tersenyum.
"Kebetulan agak tidak enak badan. Jadi izin bolos."
"Mengapa tidak menemani Ibu ke Rumah Sakit? Kan bisa sekalian periksa kesehatan di sana."
"Aku ingin berdua dengan Ayu...."
Seketika wajahku memerah. Lelaki itu mendekat. Tangan kekarnya terulur. Seperti yang sudah bisa diduga, ia memelukku erat dan mendaratkan satu ciuman. Hangat. Aku meronta sejenak. Tapi kemudian--- menikmati.
Beberapa detik jiwaku melayang. Melayang jauh hingga melupakan sesuatu.Â
Aku telah melupakan perasaan Ibu.
Ibu? Deg. Teringat akan hal itu seketika kesadaranku kembali. Oh, Ibu, apa yang telah aku lakukan?