Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menunggu Ayah Menangis

15 Maret 2017   17:40 Diperbarui: 15 Maret 2017   17:49 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.shutterstock.com

Siang itu Ramon tidak melihat kedua putrinya berlari-lari menyambut kedatangannya. Telinganya juga tidak mendengar tawa riang mereka. Kemanakah anak-anak? Ramon membuka pintu rumah yang tidak terkunci lebar-lebar.

Bibi Rose, yang melihat Ramon celingak-celinguk segera datang menghampiri.

"Dua gadis kecilmu sejak tadi keluar rumah," ujar perempuan cantik itu memberitahu.

"Oh, ya? Tapi mengapa mereka tidak meninggalkan pesan?" Ramon menggerutu. Ia menatap papan tulis kecil yang terpampang di tembok ruang tamu. Biasanya anak-anak menuliskan pesan di sana jika mereka tidak berada di rumah.

"Mereka menitip pesan kepadaku," Bibi Rose tersenyum ke arah Ramon.

"Benarkah? Apa kata mereka?"

"Mereka bilang, Ayah tidak usah mencari kami. Kami bersenang-senang di dalam hutan."

Deg. Ramon berusaha menenangkan jantungnya yang berdegup kencang.

***

Hari kian merayap. Grace menggandeng erat tangan adiknya. Mereka sesekali berlari-lari kecil, mengejar kupu-kupu atau rama-rama yang bersliweran di depan hidung mereka.

"Semalam hujan, ya, Kak. Tanah becek di sana-sini," mulut mungil Jasmine meracau. Mengalahkan kicauan anak burung. Grace tidak menyahut. Ia hanya mempererat pegangan agar sang adik tidak terpeleset jatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun