Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Air Mata Ken Dedes

18 Oktober 2016   17:40 Diperbarui: 18 Oktober 2016   17:45 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Oh, benarkah?"

"Ndoro ingin berkenalan dengan dia?"

Tetiba saja wajahku bersemu merah.

***

Tidak mudah bagiku untuk bisa bertemu pemuda bernama Arok itu. Suamiku, Kangmas Tunggul Ametung tidak pernah mengizinkan aku keluar dari kaputren tanpa seizin dia. Ketika suatu hari Kangmas akuwu mengajak aku plesir ke hutan Baboji, kesempatan emas itu tidak kusia-siakan. Aku telah merencanakan sesuatu.

Kukenakan busana paling indah. Kupoles wajahku dengan pupur yang terbuat dari rempah-rempah dan wewangian bunga. Bibir mungilku kuberi sedikit gincu dari buah pinang yang terbelah. Dan aku sengaja melangkah anggun menuju kereta yang sudah menunggu di halaman kaputren.

Aku melihatnya! Pemuda tampan bernama Arok itu. Ia tertegun menatapku. Aku tahu aku salah tingkah. Tapi aku tetap berusaha tenang. Degup jantung berusaha kuredakan. 

Saat menaiki tangga kereta aku sengaja menyibakkan jaritku lebih tinggi. Aku biarkan pemuda bernama Arok itu menikmati betis mulusku yang memancarkan cahaya.

Sebelum kereta mulai berjalan, kami sempat beradu pandang. Pemuda itu tersenyum. Aku melihat binar-binar cinta di matanya.

Cinta? Aku meraba dadaku. Tiba-tiba saja ada genang di sudut mataku.

Tuhan, ternyata perasaanku belum mati.

***

Malang, 18 Oktober 2016

Lilik Fatimah Azzahra 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun