"Entah suatu kebetulan atau apa, Miss. Di dalam kereta saya duduk bersebelahan dengan perempuan itu lagi. Kami saling mengangguk dan bertukar senyum."
"Pukul berapa kereta yang Anda tumpangi berangkat?" Miss. Violet menyela.
"Pukul 04.00 WIB"
"Hmm, silakan dilanjut."
"Saya sebenarnya tidak tertarik dengan keadaan sekeliling. Karena saya sudah terbiasa naik KRL ini. Tapi tidak pagi itu. Entah mengapa, ada perasaan aneh saat saya melihat perempuan berhijab itu."
"Maksud Anda?"
"Perempuan itu tampak gelisah. Sesekali matanya meredup. Lalu berair. Ia seperti menangis."
"Mungkin ia memang sedang menangis, Tuan."
"Anda benar, Miss. Ia memang sedang menangis. Matanya memerah. Berkali tangan kurusnya meraih tisu dari dalam tas kecilnya."
"Tentu hal itu sangat mengganggu Anda, ya, Tuan," Miss. Violet tersenyum.
"Benar, Miss. Saya yang semula asyik bermain ponsel, tiba-tiba ikut gelisah. Benak saya bertanya-tanya. Siapa perempuan ini? Mengapa ia tampak begitu sedih?"