Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Gadis Pengetuk Pintu

13 Agustus 2016   03:26 Diperbarui: 13 Agustus 2016   04:47 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi aku tetap berpikir mereka itu gila. Sama sepertimu. Bukankah kamu terkadang suka bicara sendiri dengan tulisanmu? Kamu menganggap setiap huruf itu hidup dan bernyawa."

Mendengar ucapannya aku tertawa.

"Oh, ya, Para penyair gila itu, juga kerap menulis tentang aku," ia melanjutkan kalimatnya seraya mengerjapkan mata.

"Tentang kamu?" aku mengernyitkan alis.

"Ya, tentang aku. Gadis pengetuk pintu yang kesepian."

"Hmm, kamu tidak kesepian lagi sekarang. Kan ada aku," aku menggodanya. Gadis itu tersenyum. Lalu merebahkan kepalanya pada sandaran kursi.

Aku beranjak dari dudukku. Menghampirinya. Tapi sejenak langkahku terhenti. Ia mengatupkan bibir dan kedua matanya. Berangkat tidur.

***

Sebenarnya siapa dia? Mengapa suka sekali datang menemuiku pada tengah malam? Baiklah, aku akan menceritakannya padamu.

Suatu malam saat udara gerah, kutinggalkan kertas-kertas coretanku yang berserak di atas meja. Aku keluar rumah untuk mencari udara segar. Kebetulan langit sedang cerah. Rembulan dan bintang tampak asyik bercengkarama entah sedang membicarakan apa.

Kakiku menapaki jalanan sepi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun