"Mami makanlah dulu. Sejak kemarin perut Mami belum terisi."
"Sudah pagi, ya. Oh, aku ingin ke kamar kecil," perempuan yang dipanggil Mami itu beringsut.
"Kalian memiliki kamar kecil, bukan?" Galuh menatap pria yang berdiri di hadapannya.
"Ikut denganku," pria itu berjalan mendahului.
***
Letak kamar kecil terpisah dari rumah induk. Berada di tengah-tengah ladang sekitar sepuluh meter.Â
"Kamu tidak akan menunggui kami buang air, bukan?" Galuh berkata pada pria yang mengantar mereka. Untuk sejenak pria itu terlihat ragu.
"Tinggalkan kami. Kami tidak bakal kabur. Kami sama sekali tidak mengenal daerah ini," Galuh menegaskan. Pria itu berpikir sejenak. Kemudian ia membalikkan badan dan berjalan menjauh dari tempat itu.
***
Dari dalam bilik kamar mandi yang sederhana tanpa atap, Galuh mengawasi keadaan sekitarnya. Ia mengedarkan pendangannya ke segala penjuru mata angin. Sesaat ia mendesah. Sejauh mata memandang yang terlihat hanya rerimbun hutan cemara.Â
Tapi Gadis itu tak berputus asa.