Sebelum kesadaranku benar-benar hilang, aku masih bisa mendengar jeritan Bunda Fatima menggema ke seluruh ruangan.
"Suki...!!! Hentikan!"
Â
***
Entah berapa lama aku tidak sadarkan diri. Tahu-tahu sebuah tangan mengguncang-guncangkan tubuhku.
"Rama...bangun, dong!"
Perlahan aku membuka mata. Cinta. Ia tengah berjongkok di sampingku.
"Hei...apa yang terjadi? Di mana Mama?" gadis itu bertanya cemas. Seketika aku terbangun. Pandanganku menyapu sekeliling ruangan.
Tak kutemukan sosok Bunda Fatima.
"Cinta, lelaki itu, ia telah membawa Bunda Fatima!" aku berseru panik.
"Lelaki itu? Siapa? Ngomong yang jelas dong!" Cinta membentakku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!