Tuk, tuk, tuk! Kali ini semakin keras.
Tetiba keberanianku muncul.Â
Aku beranjak dari tempat tidur dan membuka tirai jendela dengan kasar.
Aku terkejut. Wajah lelaki itu lagi! Ia menyeringai memamerkan taringnya yang runcing. Aku menjerit. Sekuatnya.Â
Mendengar teriakanku Mama keluar dari kamar mandi dan mendapatkanku. Tubuhku gemetar dan meringkuk di pojok tempat tidur dengan peluh membasah.
"Dia...muncul lagi, Ma," ujarku terbata. Mama berjalan menuju jendela.
"Risa, tak ada siapa pun, Nak. Itu hanya perasaanmu saja."
Â
***
Mama memberiku segelas teh hangat. Aku meneguknya sedikit.
"Habiskan, supaya kamu tenang," Mama membujukku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!