Apa, Ry? Aku kurang bersyukur? Hiks, ya kamu benar lagi.
Dear Diary....
So, kalo pagi ini aku terlihat cerah ceria, mmm, itu karena aku mulai belajar move on!
Kasih selamat dong, Ry...
Eh, Ry, kamu nggak pingin tau siapa yang telah membuat aku berubah?
Sini aku bisiki. Seseorang, Ry. Dia telah memetik hatiku....
Siapakah gerangan si pemetik hati? Seorang Pangerankah? Ah, Ry, kamu bisa aja. Aku kan bukan seorang Putri.
Yang pasti dia sangat istimewa. Dia bagai obor yang menyala dalam kegelapan. Rapuhku, mulai menguat kembali saat tanpa sengaja aku menemukan dia, eh, maksudku menemukan karya-karya dia.
Loh, jadi? Iya, Ry, dia seorang pujangga!
Ih, apa sih istimewanya seorang pujangga? Paling-paling dia hanya pintar merayu dengan kata-kata indah. Atau suka bikin puisi-puisi yang isinya membuat hati pembaca meleleh. Biasanya gitu, kan,Ry?
Tapi yang ini lain, Ry. Beda. Dia tidak seperti itu. Dia tidak mengobral kata-kata indah asal-asalan. Dia menulis puisi begitu apik dan sarat dngan filosofi hidup. Aku banyak mendapatkan pencerahan dari untai kalimat yang diraciknya.Â