Mobil meluncur dengan kecepatan tinggi. Udara puncak terasa kian menggigit. Desol terlihat mulai bersin-bersin. Eren mengaku kepalanya pusing. Sementara Zara meringkuk lemas menahan perutnya tiba-tiba merasa mual.
"Hai, kenapa kalian bertiga loyo begitu?" Malik melirik ketiga Angel dari kaca spion.
"Sudah sampai belum?" tanya Zara pelan. Ia ingin segera turun. Perutnya terasa diaduk-aduk. Berkali-kali ia bersendawa.
"Hampir. Bertahanlah!" Malik bersemangat menambah kecepatan mobilnya.
Â
***
Malik benar. Dari kejauhan atap pura mulai terlihat. Warna putih ujung pura menjulang tinggi seolah hendak menembus langit.
Malik memarkir kendaraan tepat di sisi sebuah taman. Ketiga Angel bergegas turun. Sementara Malik sendiri memutuskan untuk tetap tinggal di dalam mobil.
"Aku memantau kalian dari sini. Jika ada sesuatu yang gawat, segera hubungi aku. Selamat bertugas!" Malik melambai ke arah tiga Angel sesaat sebelum ia menutup jendela mobil rapat-rapat.
Â
***