Ketiga penulis mengambil tempat duduk saling berhadapan.
Waktu menunjukkan pukul sembilan kurang dua menit. Ketika mendadak lampu ruangan dipadamkan. Sekeliling menjadi gelap. Bersamaan itu sebuah proyektor terlihat mulai menyala.
Pada layar muncul wajah seseorang yang sengaja diblur. Tidak jelas apakah ia seorang laki-laki atau perempuan. Karena ketika berbicara pun suaranya disamarkan.
"Selamat datang tamu-tamuku. Semoga penyambutan ini tidak membuat kalian kesal. Memang beginilah caraku. Oh, ya, terima kasih kalian telah meluangkan waktu untuk menghadiri undanganku. Dari sepuluh undangan yang kusebar, hanya kalian bertiga yang punya nyali datang ke rumahku ini.
Kita langsung ke pokok masalah. Aku mengundang kalian para penulis berbeda genre untuk menjadi ghost writer. Tuliskan kisah hidupku sesuai dengan penafsiran kalian masing-masing. Oh, ya, satu lagi. Kalian tidak bisa mengundurkan diri. Kecuali jika kalian ingin celaka."
Lalu byar, lampu kembali menyala. Layar proyektor pun menghilang.
"Hh, ini sangat memuakkan!" Bayu mengepalkan tinjunya di atas meja.
"Wow, sebaliknya, menurutku ini sebuah permainan yang sangat menarik!" mata Riri berbinar.
"Ah, bagiku, Mr. Bob tetap seorang tuan rumah yang flamboyan...." Glen mendesah panjang.
Â
***