"Akan apa, Bay?" desakku demi melihatnya tak kunjung bersuara.
"Mmm..., kau akan, tambah cantik!" ia melempar rumput di tangannya.
"Bukan, bukan itu yang akan kau katakan," aku menggeleng. Aku tahu ia hanya berusaha menyenangkan hatiku.
"Tiara, sudah berlatih jurus menepis bayangan, belum?" ia sengaja mengalihkan pembicaraan.
"Sudah. Tapi kurasa aku gagal. Karena aku sama sekali tak mampu menepis bayanganmu dari benakku!" teriakku kesal.
Bay tertawa.
***
Sekarang ketika ia pamit pergi, baru akan paham mengapa ia tidak melanjutkan kalimatnya waktu itu.
"Tidak ada yang salah, cuma kau akan sakit...." Itu kan yang akan kau katakan waktu itu, Bay?
***
Ia benar. Barangkali cuma cinta saja yang tersisa, seperti selarik puisi indah yang pernah ia tuturkan padaku.