Jam 10.00 lonceng berbunyi, tanda istirahat telah usai dan aktifitas belajar mengajar kembali dimulai.
"Ayo....kita masuk" Pak Maman mengajak kami semua sambil mengambil sebatang kapur tulis.
"Yuk....Pak" serentak kami menjawab. Kami pun masuk ke masing-masing kelas, sambil menunggu pukul 12.00 usai pelajaran.
Dua jam kemudian:
Tenngg....tenng....teng
Lonceng berbunyi kembali yang ketiga kalinya, pelajaran pun telah usai waktunya pulang. Sambil membawa tas kami pun bergegas pulang.
"Benar apa yang dikatakan Pak Maman, menjadi guru itu jangan mengharapkan balasan. Meski dunia tak terpenuhi insya Allah akhirat terpenuhi" gumamku didalam hati.
Guru adalah pekerjaan atau profesi yang mulia, gaji guru memang kecil namun berkah dunia akhirat. Itu telah kurasakan sampai saat ini. Pak Maman yang hidup sederhana bisa mendidik anak-anaknya sampai keperguruan tinggi. Kurasa beliau guru sekaligus ayah yang hebat.
Aku pun bersyukur Tuhan selalu berikanku dan keluargaku kesehatan. Itu sudah cukup bagiku. Mudah-mudahan yang pekerjaan atau berprofesi menjadi guru selalu konsisten, sabar, ikhlas dalam mendidik generasi bangsa ini. Dan mampu mencetak anak bangsa yang berkarakter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H