Kita mungkin menyingkap seratus kerang (menguji seratus hipotesis berbeda atau melihat data menggunakan seratus cara yang berbeda) untuk menemukan dua butir mutiara. Ketika  hendak menyampaikan analisis kepada khalayak, kita ingin berada di ranah eksplanatoris (menjelaskan), artinya Anda memiliki hal spesifik yang ingin Anda jelaskan, cerita spesifik yang Anda ingin ceritakan - katakanlah kedua mutiara.
Pada umumnya orang berpikir tidak masalah menampilkan analisis eksploratoris (memaparkan hanya menampilkan data, seluruh kerang) padahal mereka semestinya menjelaskan (eksplanatoris--menghabiskan waktu untuk mengolah data menjadi informasi yang dapat dipahami oleh khalayak: dua kerang).Â
Hal ini merupakan kesalahan lumrah. Setelah serangkaian analisis, kita tergoda untuk memamerkan semua data kepada khalayak, sebagai bukti kerja dan kehebatan analisis Anda.
Kekang nafsu ini. Anda membuat khalayak membuka kembali semua kerang!
Berkonsentrasilah pada mutiara, informasi yang dibutuhkan oleh khalayak Anda.
Kita akan fokus pada analisis eksplanatoris dan komunikasi.
Siapa, Apa dan Bagaimana
Ketika menggunakan analisis eksplanatoris, terdapat beberapa hal yang harus jelas sebelum memvisualisasikan data atau membuat materi.
Pertama, untuk siapa Anda berkomunikasi? Ini penting untuk akrab dengan khalayak Anda dan bagaimana mereka menerima presentasi Anda. Ini membantu Anda dalam memetakan kesamaan yang akan membantu untuk memastikan mereka mendengarkan pesan Anda.
Kedua, apa yang Anda inginkan dari khalayak; mereka sekadar tahu atau sampai bertindak? Penting bagi Anda mengetahui dengan jelas tujuan Anda terhadap khalayak. Hal ini berpengaruh dalam bagaimana Anda menyampaikan pesan kepada mereka dengan gaya bicara yang sesuai.
Setelah dapat menjawab dua pertanyaan tersebut dengan tegas, Anda siap untuk menjawab pertanyaan selanjutnya: bagaimana menggunakan data untuk membantu menyampaikan maksud Anda?
Mari kita lihat konteks dari siapa, apa, dan bagaimana lebih rinci.