Kita juga harus ketahui bersama, masih banyak penduduk kita di daerah pedalaman yang memandang pendidikan bukanlah sebagai sesuatu yang sangat penting, jadi tak heran angka putus sekolah dan anak tidak bersekolah masih tinggi di daerah pedalaman.Â
Tantangan berat bagi Nadiem dalam melakukan peningkatan kompetensi guru terutama di pedalaman dan pemerataan penyebaran guru mengajar bagi setiap sekolah, agar tidak terjadi lagi peristiwa sekolah yang tidak memiliki guru sama sekali atau mengalami kekurangan guru untuk mengajar.
Mengejar pembangunan pendidikan yang berkualitas di Indonesia secara merata tidak bisa dilakukan secara instan oleh. Nadiem membutuhkan dukungan pemerataan pembangunan di berbagai bidang terutama infrastruktur dan ekonomi untuk mengejar kesenjangan pendidikan ini.Â
Walaupun UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, anggaran pendidikan 20% baik dari APBD maupun APBN, namun anggaran tersebut tidak akan berdampak langsung bagi pendidikan di pedalaman jika sector pendukung pendidikan seperti ekonomi dan infrastruktur tidak diperbaiki. Belum lagi penggunaan anggaran tersebut yang tidak langsung focus pada pemerataan pendidikan.Â
Pendidikan yang berkualitas di pelosok seolah hanya menjadi mimpi dan angan yang melayang di angkasa. Butuh waktu panjang dengan usaha yang serius dan konsisten penuh komitmen dari para pemangku kekuasaan untuk mewujudkannya.
Tantangan berat memang bagi Nadiem ditengah tingginya ekspetasi masyarakat luas pada dirinya untuk mampu meningkatkan kualitas pendidikan nasional.Â
Kiprah Nadiem sebagi Mendikbud telah dimulai, tberdasarkan APBN 2020, setidaknya ia memiliki modal anggaran 500 triliun rupiah yang bisa dimanfaatkan dalam mengimplementaikan strateginya untuk membangun pendidikan nasional.Â
Menarik kita tunggu seperti apa strategi yang akan dilakukan seorang Nadiem anwar makarim dalam mengejar kesenjangan pendidikan antara daerah pedalaman dengan kota, dan antara Negara kita dengan Negara maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H