Mohon tunggu...
Eleonora Felicia Prasetyo
Eleonora Felicia Prasetyo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Menggambar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kepercayaan?

18 November 2024   21:08 Diperbarui: 18 November 2024   21:12 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     "T-tentu saja! Emiliana selalu siap membantu ibu, apapun itu!"

     "Ibu ingin Emiliana untuk menyayangi dan mempercayai ibu tirimu saat ini. Ia adalah perempuan yang baik. Sayangilah dan percayailah ia seperti kamu mempercayai Ibu. Dan juga, maafkan ayahmu.. ibu percaya bahwa ia merasa sedih apabila membuat putri kecilnya merasa sedih. Apakah Emiliana mau melakukannya untuk ibu? Ibu akan senang jika putri kesayangan ibu mau melakukan itu"

     "B-begitu ya? Baiklah ibu.. E-emiliana usahakan yang terbaik, demi ibu!"

     "Ibu selalu menyayangimu, ingat itu"

Katanya sebelum perlahan ia menghilang. Kini hanya menyisakan Emiliana seorang diri di tempat yang begitu tentram itu. Perlahan, ia mulai merasakan belailan halus pada rambutnya. Emiliana membuka matanya sedikit demi sedikit hingga ia melihat ibu tirinya sedang menghelai rambutnya dengan lembut. Ia bisa melihat kepedulian dan kasih sayang pada mata dan gerakan tanganya. Air mata berjatuhan semakin deras dari matanya, dengan segera ia memeluk ibu tirnya dengan erat.

     "I-ibu, maafkan Emiliana yang selalu menegur ibu karena berusaha mendekatiku. Sungguh, Emiliana tidak bermaksud membenci atau mrmbuat ibu patah hati. Emiliana hanya mencoba untuk beradaptasi pada lingkungan keluarga baru ini. Emiliana minta maaf, Emiliana sangat menyayangi ibu".

Ujarnya sambil memeluk ibu tirinya dengan sangat erat. Air mata terus berjatugan, hingga hingga membuat baju basah. Ibunya hanya terdiam dan tersenyum, ia membalas pelukan Emiliana dengan erat namun halus. Ia memberikan kecupan lembut pada pipinya.

     "Tidak apa, ibu selalu memaafkanmu"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun