Mohon tunggu...
elangyk98
elangyk98 Mohon Tunggu... Penulis - enterprenuer

Lahir di kota Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sistem Ekonomi Ahok

10 September 2016   01:31 Diperbarui: 10 September 2016   01:41 2514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : http://jakarta.bps.go.id/backend/brs_ind/brsInd-20160104160357.pdf

Pertama, Nilai Gini ratio atau ketidak adilan ekonomi dan kesenjangan penghasilan antara yang kaya dan miskin di DKI semakin meningkat bahkan tertinggi dibandingkan semua Propinsi di Indonesia, nilai gini ratio 0,46 yang menurut Musni Umar diambil data dari media beritasatu.com

Kedua,Kemiskinan DKI semakin tinggi, jumlah penduduk miskin DKI 368,67 ribu (3,61% dari seluruh penduduk DKI) meningkat 15.637 orang dibanding tahun sebelumnya. Garis Kemiskinan (GK) bulan September 2015 sebesar Rp 503.038per kapita per bulan (Sumber: Berita Resmi Statistik BPS Prov. DKI, No.04/01/31/Th. XVIII, 04 Januari 2016). Selanjutnya Musni Umar juga mengatakan bahwa apabila 503.038/bln dibagi 30 hari akan mendapatkan Rp 16.678,-/kapita perhari yang disebutnya tidak mencukupi kebutuhan layak hidup di Jakarta.

Ketiga, Masalah korupsi, Musni Umar menyatakan tingkat korupsi di Jakarta masih tinggi, seperti misalnya kasus Reklamasi yang melibatkan anggota DPRD M.Sanusi, Kasus Sumber Waras dan kasus pembelian lahan Cengkareng.

Keempat, Masalah pengangguran DKI masih tinggi baik itu pengangguran terbuka, pengangguran setengah menganggur maupun pengangguran terselubung.

Kelima, masalah banjir dan macet, Jakarta masih belum bebas dari banjir dan macet.

Dan diakhiri dengan Permasalahan penggusuran yang tidak manusiawi dan tidak sesuai dengan Pancasila

Artikel Musni Umar yang dibuat dalam rangka diskusi panel dan deklarasi BARRI (Barisan Rizal Ramli) menurut penulis mengandung data-data yang menyesatkan. Penulis berani mengatakan demikian karena data dari BPS DKI yang disebutkan oleh Musni Umar sebagai sosiolog yang cukup ternama tidak benar. Data BPS DKI, No.04/01/31 /th XVIII,04 januari 2016, bisa dilihat disini

untuk lebih jelasnya, penulis tampilkan sebagian disini :

Sumber : http://jakarta.bps.go.id/backend/brs_ind/brsInd-20160104160357.pdf
Sumber : http://jakarta.bps.go.id/backend/brs_ind/brsInd-20160104160357.pdf
Data BPS DKI sama sekali tidak menyatakan peningkatan jumlah kemiskinan, bahkan telah mengalami penurunan. Data september sebesar 368,67 ribu orang (3,61%) dibandingkan Maret th yang sama telah turun sebesar 30,25 ribu atau turun 0,32 poin sedangkan dibandingkan dengan September th 2014 jumlah penduduk miskin sebesar 412,79 ribu yang artinya dibanding tahun lalu bulan yang sama jumlah penduduk miskin turun sebanyak 44,12 ribu atau 0,48 point. 

Data ini berbeda dengan yang disampaikan oleh Bpk Musni Umar yang menyatakan data BPS DKI menunjukkan peningkatan jumlah penduduk miskin DKI sebanyak 15.637 orang, padahal menurut beliau data diambil dari sumber yang sama atau BPS DKI Januari th 2016. Seharusnya sebagai seorang sosiolog yang cukup ternama dan sering dijadikan bahan rujukan atau sumber berita yang terpercaya tidak melakukan kesalahan fatal seperti ini.

Sebenarnya penulis tidak akan membahas lebih lanjut karena data yang disampaikan sudah salah dan menyesatkan namun untuk lebih menjelaskan dengan hubungan Prinsip Ekonomi Ahok atau Basuki Tjahaya Purnama, penulis akan melanjutkan sedikit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun